PRASANGKA DISKRIMINASI DAN ETNOSENTRISME

 

 

 NURJIHAN FAUZIYYAH

1KA14

11121013


Opini :

Perempuan dianggap tidak perlu sekolah tinggi karena pada akhirnya mereka hanya akan menjadi ibu rumah tangga. Perempuan juga seakan tidak diizinkan untuk berada di sektor publik. Apabila ada keluarga yang hanya bisa membiayai satu anak untuk menempuh pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, dapat dipastikan bahwa kesempatan tersebut akan diberikan pada anak laki-laki.

Diskriminasi perempuan dalam sektor pendidikan akibat dari budaya feodal patriarki menyebabkan tingginya angka putus sekolah pada perempuan di Indonesia. Di daerah pesisir Madura misalnya. Masyarakat pesisir Madura menganggap bahwa posisi perempuan berada di bawah laki-laki.

Menurut hasil penelitian, para orang tua berpendapat bahwa tidak ada gunanya memberikan akses pendidikan bagi anak perempuan hingga ke perguruan tinggi. 

Solusi :

Bisa menyamaratakan laki laki dan perempuan tidak membedakan kalau perempuan harus selalu di dapur saja. Upaya yang bisa kita lakukan menyampaikan banyak hal penting yang didapat dari perempuan yang memiliki Pendidikan. Mengadakan sosialisasi juga ke lingkungan tidak selalu berpikiran “Wanita nanti ujungnya di dapur kok”. Kalau masalahnya ada di biaya dan ini terjadi di pedesaan, pemerintah juga harus melakukan pemerataan untuk program belajar 12 tahun dan beasiswa ke pedesaan


sumber :

https://yoursay.suara.com/amp/kolom/2022/01/15/090000/diskriminasi-perempuan-dalam-bidang-pendidikan

Postingan populer dari blog ini

Ilmu Budaya Dasar - Manusia dan Cinta Kasih

WARGANEGARA DAN NEGARA

ILMU BUDAYA SOSIAL - Konsepsi Ilmu Budaya Dasar dalam kesusastraan